Selasa, 17 Mei 2016

Terima Kasih yang Tak Terbayarkan.


Hari ini, lima hari menuju hari bahagia. Hari yang setiap orang impikan khususnya para pria maupun wanita lajang. Termasuk apa yang sedang aku rasakan juga. Menunggu saat berjabat tangan erat untuk mengucap sebuah kalimat suci yang saya ikrarkan mengikat wanita yang masih menjadi milik ayahnya. Mimpi yang benar-benar akan menjadi nyata. Betapa rasa bahagia selalu menyelimuti.

Alhamdlillah tak pernah aku lupakan kepada Alloh SWT sang pemilik jagad. KarenaNya semua yang ada di alam semesta menjadi mungkin tak terkecuali. Alhamdulillah, Engkau telah menganugrahkan kepadaku sosok wanita lembut, pengasih, penyayang, baik, memiliki paras yang tak menjemukan dan masih banyak lagi yang tak mampu untuk aku tulis disini. Alhamdulillah ya Rabb...

Terima kasih juga kepada Ayah dan Ibu yang telah memberikan restu kepada kami untuk melaksanakan sunnah Rasul SAW. Dukungan moral serta materil telah engkau curahkan membuatku mantap untuk melaksanakan ijab qobul. Rasa lelah yang kau rasa untuk mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan pada hari H sungguh aku tidak bisa membayarnya, tak sanggup aku menggantikan dengan apapun. Terima kasih pun rasanya tak cukup untuk membalas segenap usaha dan upaya untuk melancarkan prosesi yang akan berlangsung beberapa hari lagi.

Terima kasih untuk calon istri. Terima kasih untuk bersedia menjalani sisa hidupmu bersamaku. Terima kasih sudah membuka hati dan menerima segala kekurangan yang ada padaku. Kau adalah kebangganku. Besar harapanku padamu untuk melahirkan generasi islami. Kau adalah calon madrasah bagi anak-anak. Ditanganmu kelak anak-anak menjadi pribadi kuat dan tangguh dalam menjalani setiap tahapan kehidupan.

Wahai bidadari yang Alloh turunkan kepadaku. Tetaplah menjadi bidadari yang putih lagi suci meski sering gemerlapnya dunia membuat kau merasa silau. Wahai bidadariku, tetaplah tersenyum walau terkadang perang batin selalu berkecamuk. Wahai bidadariku, jadilah madrasah bagi anak-anak untuk mencetak generasi hebat. Wahai bidadariku, tegurlah aku disaat aku berubah.

Jangan tanya dulu mana calon bidadariku! Tunggu cerita berikutnya...... :p

Sabtu, 07 Mei 2016

Aku Belum Bisa

Aku,
Ketidakmampuanku untuk memberi
Ketidakmampuanku untuk menjadi
Ketidakmampuanku untuk melakukan
Ketidakmampuanku untuk berusaha
Ketidakmampuanku untuk memperbaiki
Ketidakmampuanku untuk membisiki
Ketidakmampuanku untuk menerima
Ketidakmampuanku untuk seperti

Aku,
Hanya beban berat yang kau harus pikul
Hanya sesuatu yang membuat terpaksa untukmu
Hanya penghambat kemajuan dan kebebaskanmu untuk bersama orang lain
Hanya masalah bagimu untuk menjadi siapa kamu
Hanya tempat sampah bagimu yang kau pungut kemudian kau bersihkan

Aku, ya inilah aku yang tak mampu memberi sesuatu yang kau harapkan
Aku, ya inilah aku yang tidak bisa menjadi orang lain agar kau bahagia
Aku, ya inilah aku melakukan yang tidak bisa membuat senang
Aku, ya inilah aku usaha yang tak pernah kau lihat meski harus menjadi lebih rendah dari tanah
Aku, ya inilah aku tak mampu memberbaiki agar kau bahagia, senang, dan lain sebagainya
Aku, ya inilah aku yang enggan membisiki nurani untuk selalu berada denganmu
Aku, ya inilah aku yang belum bisa menerima kenyataan
Aku, ya inilah aku seperti inilah aku sebenarnya.

Seperti batu yang hanya diam dipungut saat dibutuhkan. Menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan dan menjadi sesuatu yang dicampakan bahkan dinijak babi sekalipun. Kemana tempat untuk bisa mengadu untuk tenang??? Kemana bisa menjadi sesuatu yang orang lain butuhkan?

15 Hari Menuju Sebelum Aku Menjabat Tangan Yang Membesarkan dan Merawatmu.

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI 2022

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI DAN INFORMASI SELEKSI AKADEMIK  PPG DALAM JABATAN TAHUN 2022 Hasil pengumumannya bisa dicek di bawah i...