Sabtu, 09 Juni 2012

ETIKA PENDIDIK DALAM ISLAM

ETIKA PENDIDIK DALAM ISLAM
Dr.H.Dedeng Rosyidin,M.Ag

A.    Etika Pendidik dalam Alquran dan al-hadits
            Alquran menunjukan agar orang yang berilmu mendidik dan mengajarkan ilmunya dengan sifat; tidak takabur karena hanya Allah yang pantas dibesarkan, berpakaian yang bersih dan rapih, menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak baik, tidak mengharapkan hanya dunia semata, dan bersifat sabar.
·         Pendidik harus merendah pada perserta didik, bersifat lembut tidak bersifat kasar dan kejam
·         Kekejian dan kekejaman yang dilakukan pendidik akan berdampak lahirnya adzab, la’nat dan kemarahan Allah
·         Dengan kelembutan pendidik tidak akan muncul sesuatu kecuali hiasan yang menghias keindahan dirinya, dan tidak akan hilang kecuali menghilangkan keaibannya
·          Pendidik boleh mengambil ujrah dengan tidak menghilangkan niat besar mulia beribadah lewat menyebarkan ilmu.

B.     Etika Pendidik dalam pandangan ahli pendidikan muslim
Untuk menyempurnakan syarat-syarat itu para ahli pendidikan Islam berpendapat bahwa pendidik harus memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat pendidik ini dapat disederhanakan sebagai berikut:
·         Kasih sayang kepada anak didik;
·         Lemah lembut;
·         Rendah hati;
·         Menghormati ilmu yang bukan pegangannya;
·         Adil; 
·         Menyenangi jihad;
·         Konsekuen, perkataan sesuai dengan perbuatan; dan
·         Sederhana1.

Al-Ghazali memaparkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu:
·         Kasih sayang, seperti kepada anak sendiri;
·         Tidak mengharapkan materi, tetapi mengharap ridha Allah dan  taqarrub  kepada-Nya;
·         Tidak berhenti menasihati murid, sekalipun hak yang kecil;
·         Kontrol sosial bagi murid dengan cara lemah lembut; 
·         Tidak merendahkan ilmu dan orangnya;
·         Memberikan materi sesuai dengan kemampuan akal peserta didik;
·         Memotivasi peserta didik yang berkemampuan rendah; dan
·         Berindak sesuai dengan ilmunya2

Sedangkan menurut al-Abrasyi pendidik harus memiliki sifat-sifat:
·         Abawi-yah (kebapakan);
·         Komunikatif;
·         Memberi materi sesuai dengan kemampuan akal peserta didik;
·         mempunyai rasa tanggung jawab terhadap nasyarakat;
·         Suri teladan dalam keadilan, kesetiaan dan kesempurnaan;
·         Ikhlas;
·         berwawasan luas;
·         Selalu mengkaji ilmu;
·         Mengajar dan mengelola kelas dengan baik;
·         Memperbanyak ilmu dengan ruh ilmu-ilmu baru;
·         Komitmen tinggi;   
·         Sehat; dan
·         berkepribadian kuat3

Menurut al-Nahlawi, agar pengajar dewasa ini  dapat menjalankan tugasnya seperti yang diembankan Allah kepada para Rasul dan pengikut mereka, maka guru harus memiliki sifat-sifat:
·         Rabbani dalam menentukan tujuan, tingkah laku, dan pola pikir;
·         Ikhlas;
·         Sabar;
·         Jujur dalam menyampaikan apa  yang diserukan-nya;
·         Membekali diri dengan ilmu;
·         Menguasai metode-metode mengajar yang bervariasi;
·         Mampu mengelola siswa;
·         Mengetahui psikis siswa;
·         Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia; dan
·         Bersikap adil4.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sifat atau etika pendidik terbagi tiga macam:
Pertama, sifat yang terkait dengan dirinya sendiri. Pendidik dalam bagian ini paling tidak memiliki dua sifat, yaitu:
·         Sifat-sifat keagamaan (diniyah) yang baik, meliputi patut dan tunduk terhadap syariat Allah dalam bentuk ucapan dan tindakan; dan
·         Sifat-sifat akhlak yang mulia (akhla-qiyah), seperti menghias diri (tahalli) dengan memeliharanya,  khusyu’, rendah hati, menerima apa adanya, zuhud, memiliki daya dan hasrat yang kuat dalam ilmunya.
Kedua, sifat terhadap peserta didiknya. Pendidik dalam bagian ini paling tidak memiliki tiga sifat, yaitu:
·         Sifat-sifat sopan santun (adabiyah), yang terkait dengan akhlak yang mulia seperti di atas;
·         Sifat-sifat memudahkan, menyenangkan dan menyelamatkan (muhniyah); dan
·         Sifat kebapakan (abawiyah), dan yang terpenting sifat kasih sayang.
Ketiga, sifat dalam proses belajar-mengajar. Pendidik dalam bagian ini paling tidak mempunyai dua sifat, yaitu: 
·         Sifat-sifat memudahkan, menyenangkan dan menyelamatkan (muhniyah); dan 
·         Sifat-sifat seni, yaitu seni mengajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik tidak merasa bosan.

Ket:     1Tafsir, Ilmu Pendidikan, hal 84.
            2Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum, Hal 55-59  
            3Al-Abrasyi,Ruh al-Tarbiyat’, hal. 207-225 dan Al-Abrasyi, al-Tarbiyat’ al-Islamiyat’, hal.303
            4Al-Nahlawi, Usul al-Tarbiyat’, hal. 171-176

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI 2022

PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI DAN INFORMASI SELEKSI AKADEMIK  PPG DALAM JABATAN TAHUN 2022 Hasil pengumumannya bisa dicek di bawah i...