Berwarna hitam, tapi rasanya enak..
Jangan
menilai buku dari cover-nya. Jangan tertipu oleh fananya dunia. Walau kadang
cobaan yang kita hadapi terlihat berat, namun akan selalu ada sesuatu yang
indah di balik itu semua.
Ada yang dikemas dalam botol beling, botol plastik, plastik isi ulang, maupun sachet plastik yang kecil..
Ada yang dikemas dalam botol beling, botol plastik, plastik isi ulang, maupun sachet plastik yang kecil..
Walau kita terlahir dalam kondisi yang
berbeda-beda, ada yang kaya tapi ada juga yang kurang kaya, ada yang
ganteng/cantik tapi ada juga yang kurang ganteng/cantik dikit, dsb, namun hidup
yang dijalani pada dasarnya sama. Lahir, tumbuh, berkembang, meninggal. Bagi
yang sudah paham mungkin akan memaknai hidup untuk beribadah di mana setiap
materi, waktu, dan tindakan ada pertanggungjawabannya.
Ada
kecap manis, kecap asin, bahkan kini ada kecap pedas..
Begitulah
kehidupan yang kaya akan aneka rasa dan warna. Hari ini menangis, mungkin esok
tertawa karena dunia senantiasa berputar.
Walau rasanya enak, tapi tetap ada yang tidak suka..
Ada
juga orang yang tidak suka dengan dunia ini. Ada yang ingin cepat2 mati maupun
ingin bunuh diri, bahkan untuk alasan yang sebenarnya simpel. Tapi ada juga
yang ingin cepat mati karena rindu dengan Rabbnya. Walau kita dianjurkan zuhud,
akan tetapi selain habluminallah pun selagi masih bernafas ada pula
habluminannaas.
Mungkin rasa tidak pernah bohong, namun rasa yang di lidah pun makin lama akan hilang tak berbekas..
Sekalipun hidup kita terasa nikmat, akan
tetapi pada akhirnya semua akan musnah.
Bila didiamkan saja maka bisa basi..
Bila didiamkan saja maka bisa basi..
Bila
hidup kita tidak dimanfaatkan atau tidak dimaknai, maka akan menjadi sangat tak
berharga dan hanya membuang waktu saja, seperti kata Asy-Syahid Hasan Al Banna,
“Sesungguhnya kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia”.
Terinspirasi
ketika sedang makan siomay di tepi jalan, di bawah awan mendung, bertemankan
kendaraan yang lalu lalang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar